Indonesia Website Awards

PART 4 - Tragedi 9/11 United Airlines Penerbangan 93

By VianSofyansyah - November 20, 2022

Sumber: fbi.gov
11 September 2001

Tiga serangan sebelumnya masih belum mampu memuaskan hasrat para teroris untuk terus menebarkan terornya dari angkasa. United Airlines penerbangan 93 menjadi korban pembajakan keempat pada tragedi 9/11.

Pesawat dengan tipe Boeing 757-222 sedang dalam penerbangan rutinnya dari Bandara Internasional Newark di Newark, New Jersey, menuju Bandara Internasional San Francisco. Pesawat ini adalah satu-satunya pesawat yang gagal mencapai target dari keempat pesawat yang dibajak hari itu. Pesawat ini jatuh di ladang kosong dekat Shanksville , Pennsylvania, sekitar 150 mil (240 km) sebelah barat daya Washington DC.

Berdasarkan penyelidikan atas rekaman telepon para penumpang dan Flight Data Recorder (FDR), diperkirakan terjadi perlawanan atas pembajakan ini. Para penumpang bersikeras merebut kendali pesawat. Para pembajak menjadi panik dan memilih untuk menabrakkan pesawat ke tanah daripada diambil-alih oleh para awah dan penumpang.

United Airlines Penerbangan 93 mengangkut 37 orang penumpang (termasuk 4 orang pembajak) dan 7 kru pesawat. Pilot Kapten Jason M. Dahl dan first officer LeRoy Homer bertanggungjawab membawa para penumpang menuju San Francisco.

Pesawat berangkat pukul 08.42. sekitar pukul 09.02, pesawat mencapai ketinggian 35.000 kaki. Pukul 09.24, pesawat menerima peringatan , “Waspada terhadap gangguan di kokpit. Dua pesawat baru saja menghantam World Trade Center.” Pukul 09.26 pilot meminta konfirmasi ulang atas pesan yang baru saja diterima. Itulah saat terakhir pesawat berkomunikasi dengan pengawas udara.

Sekitar pukul 09.28, setelah WTC dihantam oleh 2 pesawat, pengawas lalu-lintas udara di Cleveland Center mendengar teriakan pilot Jason Dahl, “Enyah dari sini!” beberapa detik kemudian terdengar teriakan. Di saat yang bersamaan, pesawat turun sejauh 700 kaki (200 m). Pengawas udara mencoba mengontak pilot namun tak ada jawaban.

Pukul 09.32, terdengar suara pria beraksen Arab, diperkirakan suara Ziad Jarrah, “Tuan dan Nyonya, in adalah kapten. Tetap duduk di kursi anda. Ada bom dalam pesawat ini. Jadi, tetaplah duduk!” Sepertinya Jarrah mencoba menyampaikan pesan ini ke penumpang melalui intercom, namun tak sadar bahwa pesannya ini didengarkan oleh pengawas lalu-lintas udara. Pesawat lalu berganti arah.

Apa yang terjadi di dalam pesawat dapat direkonstruksi dari rekaman telepon para penumpang ke keluarga mereka. Para pembajak sepertinya tidak terlalu peduli terhadap hal ini.

Satu pembajak, diperkirakan Ziad Jarrah, berada di kokpit sementara ketiga pembajak lainnya berada di kabin penumpang. Ketiganya digambarkan mengenakan bandana merah di kepala. Dua di antaranya membawa pisau. Pembajak ketiga membawa sebuah kotak yang diaku sebagai bom. Mereka membunuh satu orang penumpang, Mark Rothenbergm dan satu orang pramugari, Deborah Welsh.

Para penumpang menjadi gelisah saat mendengar kabar melalui telepon tentang nasib ketiga pesawat yang dibajak, American Airlines Penerbangan 11, United Airlines Penerbangan 175, dan American Airlines Penerbangan 77.

Penumpang pesawat yang bernama Tom Burnett, sempat menghubungi istrinya, menanyakan kabar ketiga pesawat yang dibajak, dan mengakhiri sambungan telepon dengan berkata, “Jangan khawatir. Kami akan melakukan sesuatu.”

Linda Gronlund, yang sedang travelling Bersama teman prianya, Joseph DeLuca, menelpon saudaranya, Elsa. Dari Elsa penumpang pertama kali mengetahui nasib kedua pesawat yang ditabrakkan oleh para teroris ke Gedung WTC. Para penumpang lalu berdiskusi untuk menentukan langkah apa yang harus mereka ambil.

Apa yang terjadi kemudian tidak dapat dipastikan. Rekaman dari kotak hitam mengungkapkan para penumpang tidak menerobos masuk ke dalam kokpit sebelum pilot mulai mengarahkan pesawat menuju tanah. Walaupun tak ada bukti, namun tampaknya para penumpang berhasil mencegah upaya pembajak mencapai tujuan.

Pesawat akhirnya jatuh di Somerset County, Pennsylvania pada pukul 10.03. Saksi mata Karl Landis menceritakan bahwa pesawat berputar sedikit ke arah kiri sebelum akhirnya menghujam ke tanah dalam posisi hampir 90 derajat. Ledakan besar mengakhiri drama menegangkan di angkasa ini.

Ke mana tujuan para pembajak hingga kini masih menjadi misteri. Berdasarkan arah pesawat yang menuju Washington DC, diperkirakan para pembajak bermaksud untuk menabrakkan pesawat pada Gedung United States Capitol atau pada Gedung Putih. Menurut hasil wawancara dengan anggota Al-Qaeda yang tertangkap, Khalid Shaikh Mohammed, target Penerbangan 93 adalah U.S. Capitol.

Belakangan, diketahui identitas keempat pembajak itu:

  1. Ziad Jarrah (warga Lebanon) – pilot,
  2. Ahmed al-Haznawi (warga Arab Saudi),
  3. Ahmed al-Nami (warga Arab Saudi),
  4. Saeed al-Ghamdi (warga Arab Saudi).

 

Dikutip dari buku Plane Crash oleh Satria Wibisana

  • Share:

You Might Also Like

0 comments