Uni Eropa telah kehilangan salah satu anggota pentingnya, yaitu Inggris. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa terhitung efektif sejak 31 Januari 2020 pukul 23:00 waktu setempat. Lalu, bagaimana nasib Otoritas Penerbangan (authority) Inggris?
Seperti yang dinyatakan oleh otoritas penerbangan Inggris, Civil Aviation Authority (CAA) "Hubungan antara Inggris dengan Uni Eropa yang berkaitan dengan penerbangan akan didiskusikan lebih lanjut dalam masa transisi. Hasil dalam proses negosiasi ini sangat mungkin memberikan keputusan yang berbeda, namun seperti yang telah diuraikan dalam mandat negosiasi antara Uni Eropa dengan Inggris menegaskan bahwa Inggris tidak akan lagi berpartisipasi dalam sistem EASA setelah akhir masa transisi pada 31 Desember 2020."
"CAA telah mengembangkan sebuah microsite sebagai sumber informasi utama dalam insustri aviasi dan aerospace mengenai langkah apa yang perlu mereka siapkan di akhir masa transisi dengan status Inggris sudah tidak lagi menjadi anggota EASA dan tanpa perpanjangan kerjasama atas safety certificates and licenses. Di mana diperlukan tindakan spesifik, ini akan digarisbawahi. Mereka akan berusahan untuk menjaga microsite tersebut selalu diperbarui."
Periode Transisi Brexit
Menindaklanjuti keluarnya negara dari Uni Eropa pada 31 Januari, Inggris akan memasuki masa transisi hingga 31 Desember 2020, sedangkan masa depan hubungan UK-EU di dunia aviasi akan ditentukan setelahnya. selama masa transisi, hukum Uni Eropa akan tetap berlaku dan Inggris termasuk sektor aviasinya akan mematuhi sistem EASA. Inggris tetap menjadi bagian dari ke EU Air Services Regulation dan ketentuan yang dibentuk berdasarkan EASA Basic Regulation. Perjanjian yang telah disepakati sebelumnya antara EU dan perjanjian pihak ketiga, seperti perjanjian yang berkaitan dengan konektivitas udara dan keselamatan penerbangan, akan tetap melibatan Inggris. Hasilnya, bisnis dan kegiatan penerbangan yang beroperasi di Inggris tidak akan mengalami perubahan selama masa transisi.
Posisi Pemerintah Inggris
Pemerintah Inggris telah memastikan bahwa setelah Inggris keluar dari Uni Eropa, tujuan mereka selanjutnya adalah untuk memastikan konektivitas transportasi yang berkelanjutan dalam mendukung ikatan ekonomi dan sosial, dan sebagai bagian dari hubungan yang dalam dan istimewa di masa depan.
Negosiasi terhadap tujuan tersebut akan dijalankan di periode transisi. Mungkin akan muncul hasil yang berbeda, namun posisi masing-masing pihak yang diuraikan pada mandat negosiasi EU dan UK telah memastian bahwa UK tidak akan lagi berpartisipasi dalam sistem EASA setelah akhir masa transisi pada 31 Desember 2020.
Peran CAA dalam Brexit
Menindaklanjuti masa depan hubungan antara Uni Eropa dan Inggris dalam sektor penerbangan sangat penting bagi pemerintah Inggris dalam negosiasinya dengan Uni Eropa.
Sebagai regulator yang berwenang, CAA mengambil langkah berikut sebagai persiapan:
Mendukung pemerintah dalam proes Brexit:
Negosiasi terhadap tujuan tersebut akan dijalankan di periode transisi. Mungkin akan muncul hasil yang berbeda, namun posisi masing-masing pihak yang diuraikan pada mandat negosiasi EU dan UK telah memastian bahwa UK tidak akan lagi berpartisipasi dalam sistem EASA setelah akhir masa transisi pada 31 Desember 2020.
Peran CAA dalam Brexit
Menindaklanjuti masa depan hubungan antara Uni Eropa dan Inggris dalam sektor penerbangan sangat penting bagi pemerintah Inggris dalam negosiasinya dengan Uni Eropa.
Sebagai regulator yang berwenang, CAA mengambil langkah berikut sebagai persiapan:
Mendukung pemerintah dalam proes Brexit:
- Memberikan masukan teknis dan mendukung proses negosiasi ketika diminta
- Memberikan dukungan hukum dan kebijakan dalam mengembangkan udang-undang yang diperlukan untuk memastikan buku statuta dapat terus berfungsi secara efektif di semua skenario yang mungkin terjadi; dan
- Bekerja dengan Kementrian Transportasi (Department of Transport - DfT) untuk mengembangkan dan mengimplementasikan Perjanjian Keselamatan Udara Bilateral atau perjanjian sejenis dengan Amerika Serikat, Brazil, Kanada, dan Jepang untuk menggantikan kuasa yang saat ini di-cover EASA sesegera yang dibutuhkan.
- mengimplementasikan rencana darurat untuk peraturan penerbangan pada saat periode transisi Brexit berakhir pada Desember 2020 dengan tidak ada lagi perjanjan yang tertinggal antara Uni Eropa dengan Inggris.
Dukungan CAA kepada Pemerintah Inggris
Memberikan masukan-masukan teknis
Sebagai regulator penerbangan Inggris, CAA memberikan masukan berkelanjutan kepada Pemerintah mengenai cakupan penerbangan untuk mendukung negosiasi Inggris.
Mempersiapkan akhir masa transisi Brexit
EU (Withdrawal) Act 2018 mengonversi hukum Uni Eropa menjadi hukum Inggris, dan mempertahankan hukum Inggris yang telah ada yang mengimplementasikan obligasi Uni Eropa.
pemerintah telah mengimplementasikan undang-undang secondary terkait untuk memastikan buku statuta yang berfungsi secara efektif, dengan dukungan hukum dan kebijakan CAA.
Perjanjian Keselamatan Udara Bilateral
Inggris dan Uni Eropa menyetujui bahwa, dalam masa transisi, Inggris akan diberlakukan sebagai negara anggota untuk tujuan perjanjian internasional. Ini temasuk EU-level Bilateral Air.
Perjanjian Keselamatan dengan Amerika Serikat, Kanada, dan Brazil
DfT dan CAA telah bekerjasama dengan otoritas penerbangan nasional mitra mereka untuk membuat perjanjian yang sejajar di akhir masa periode transisi.
Kontra
ADS Group, sebuh organisasi perdagangan yang beranggotakan 1.100 perusahaan di bidang antariksa, pertahanan, dan keamanan dan telah mempekerjakan sebanyak 1.100 orang, bersikap negatif terhadap deklarasi ini. "Kami telah jelas meyatakan bahwa dengan tetap berpartisipasi menjadi anggota EASA adalah opsi terbaik untuk menjaga daya saing industri aerospace senilai £36 milyar kami dan akses menuju pasar ekspor global," ucap ADS Chief Executive Paul Everitt, mengingat janji yang dibuat oleh pemerintah untuk mencoba dan mencari jalan keluar bersama EASA.
Dia menambahkan: "Pengaruh Inggris di EASA telah berkontribusi untuk meningkatkan standar aviasi global, mendukung kolaborasi dengan partner internal kami, dan membantu membuat industri kami menarik bagi investasi yang dibutuhkan untuk menjadi rumah bagi perkembangan generasi terbaru dari teknologi pesawat yang maju.
Airlines UK, asosiasi yang didalamnya beranggotakan maskapai seperti easyJet dan Ryanair, menyatakan bahwa mereka juga mendukung agar Inggris tetap melanjutkan keanggotaan di EASA, namun hanya jika Inggris tidak menjadi "pengikut bodoh dari aturan Uni Eropa".
Sedangkan EASA yang belum memberikan reaksi terhadap deklarasi ini, akan memberikan keputusannya pada Juli 2020 mengeni perpanjangan status "third country" untuk tahun "transisi" kedua.
source: Civil Aviation Authority, AeroTime
Kontra
ADS Group, sebuh organisasi perdagangan yang beranggotakan 1.100 perusahaan di bidang antariksa, pertahanan, dan keamanan dan telah mempekerjakan sebanyak 1.100 orang, bersikap negatif terhadap deklarasi ini. "Kami telah jelas meyatakan bahwa dengan tetap berpartisipasi menjadi anggota EASA adalah opsi terbaik untuk menjaga daya saing industri aerospace senilai £36 milyar kami dan akses menuju pasar ekspor global," ucap ADS Chief Executive Paul Everitt, mengingat janji yang dibuat oleh pemerintah untuk mencoba dan mencari jalan keluar bersama EASA.
Dia menambahkan: "Pengaruh Inggris di EASA telah berkontribusi untuk meningkatkan standar aviasi global, mendukung kolaborasi dengan partner internal kami, dan membantu membuat industri kami menarik bagi investasi yang dibutuhkan untuk menjadi rumah bagi perkembangan generasi terbaru dari teknologi pesawat yang maju.
Airlines UK, asosiasi yang didalamnya beranggotakan maskapai seperti easyJet dan Ryanair, menyatakan bahwa mereka juga mendukung agar Inggris tetap melanjutkan keanggotaan di EASA, namun hanya jika Inggris tidak menjadi "pengikut bodoh dari aturan Uni Eropa".
Sedangkan EASA yang belum memberikan reaksi terhadap deklarasi ini, akan memberikan keputusannya pada Juli 2020 mengeni perpanjangan status "third country" untuk tahun "transisi" kedua.
source: Civil Aviation Authority, AeroTime