Mungkin kalian belum pernah melihat Boeing 747 Dreamlifter? Jumlahnya tidak banyak, hanya ada empat di dunia ini. Dreamlifter merupakan pesawat kargo terpanjang di dunia. Ia dirakit untuk membawa spare part Boeing 787 dari para supplier Dreamliner di seluruh dunia ke pabrik Boeing di Amerika Serikat. "Dreamlifter" bukan hanya sebuah nama yang sengaja dibuat untuk mencari perhatian saja, namun nama tersebut benar-benar mendefinisikan pesawatnya secara fisik.
Hanya ada empat Dreamlifters yang dibuat, Foto: Getty |
Ketika Boeing mulai merencanakan untuk merakit 787 Dreamliner, sekitar 20 tahun yang lalu, mereka memutuskan untuk men-skip proses pengiriman komponennya baik melalui darat maupun laut. Boeing berargumen bahwa hal tersebut akan memakan waktu yang lama. Beberapa masalah lain adalah spare part Dreamliner bisa lebih besar daripada kapasitas kontainer pengangkut pada umumnya. Bahkan Boeing 747-400 dan pesawat Antonov yang lebih besar pun mungkin masih terlalu kecil.
Solusi dari Boeing adalah dengan menyulap 747 yang sudah ada sebelumnya agar bisa dimanfaatkan sebagai pesawat pengangkut. Para supplier Dreamliner lokasinya bisa sejauh Jepang ke Italia. Dulu eranya berbeda. Dapatkah kalian membayangkan betapa borosnya Boeing di 2020?
Hanya ada empat Dreamlifter yang dibuat
Boeing membeli empat pesawat bertipe 747-400. Satu pesawat datang dari Air China, satu lagi dari Malaysia Airlines, dan dua lainnya dari China Airlines. Pesawat yang dikonfigurasi ulang ini memiliki fuselage yang menonjol di depan seperti Super Guppy milik NASA. Rekonfigurasi ini merupakan joint venture antara Moscow outpost milik Boeing, Rocketdyne, dengan Gamesa Aeronautica asal Spanyol. Mereka melakukan proses rekonfikurasi di Taiwan dengan menggandeng Evergreen Aviation Technologies Corporation. Saat itu ia merupakan perusahaan berskala global.
Dreamlifter pertama (N737BC) dirilis ke landasan di Taiwan pada akhir 2006. Mereka membawanya ke Seattle field milik Boeing untuk melakukan test flight. Pesawat kedua (N780BA) melakukan test flight-nya yang pertama di awal 2007. Kedua pesawat ini kemudian mulai mengangkut spare part Dreamliner pada tahun tersebut.
Dreamlifter mulai mengudara pada 2007. Foto: Eric Salard via Wikimedia Commons |
Kedua sayap milik Dreamliner dirakit di Jepang. Dalam semalam, waktu yang diperlukan untuk ekspedisi turun drastis dari yang semula sekitar sebulan menjadi hanya 9 jam saja.
Boeing tidak sendiri dalam mengoperasikan Dreamlifter. Mereka meng-outsourcing-kannya kepada Evergreen. Namun freight airline yang berbasis di Seattle ini kehilangan kontrak dengan Atlas Ait dan kemudian menuntut Boeing. Sayangnya bagi Evergreen, mereka kalah dalam gugatan tersebut.
Pada pertengahan 2008, Dreamlifter ketiga mulai beroperasi. Kemudian Dreamlifter keempat menyusul pada 2010.
Perbandingan antara Dreamlifter dan 747-400
Dreamlifter memiliki panjang 235 feet, sedangkan 747-400 sepanjang 231 feet. Mereka memiliki rentang wingspan yang sama. Dreamlifter memiliki tinggi 70 feet, sedangkan 747-400 memiliki tinggi 63 feet. Lebar fuselage Dreamlifter adalah 27 feet, sedangkan 747-400 selebar 21 feet.
Nilai maximum take-off weight Dreamlifter adalah sebesar (364.235 kg) kurang dari 747-400 yang senilai (396.890 kg). Range penerbangan Dreamlifter ketika dalam keadaan fully loaded juga lebih kecil, yaitu sejauh 4.200 nautical miles sedangkan 747-400 mampu terbang sejauh 7.260 nautical miles dalam keadaan fully loaded.
Dreamlifter adalah tentang luas ruang kargo. Foto: Yamaguchi Yoskiaki via Wikimedia Commons |
Ketika bicara mengenai Dreamlifter berarti kita juga berbicara mengenai ruang. Kompartmen kargo utamanya memiliki volume sebesar 1.840 meter kubik dan kapasitas maximum payload-nya sebesar 113.400 kg. Dreamlifter dibuat untuk mengangkut spare part Dreamliner yang terlalu besar untuk diangkut oleh jasa ekspedisi konvensional.
Hal ini sangat menguntungkan untuk memangkas waktu pengiriman spare part yang kemudian dapat memangkas waktu produksi.
Kini waktu telah berlalu, banyak hal yang tidak berjalan sesuai rencana dalam usaha membuat Dreamliners dapat terbang mengudara. Namun mereka sudah menjadi pemandangan umum di bandara-bandara seluruh dunia. Apa yang sering dilupakan orang ketika membicarakan Dreamliners adalah peran besar yang dimainkan oleh Dreamlifters dalam menjadikannya nyata.
sumber: Simple Flying